Mikroskop ditemukan pada
tahun 1590 dan disempurnakan lebih lanjut selama tahun 1600-an. Dinding sel
pertama kali dilihat oleh Robert Hooke pada 1665. Ia melihatnya melalui
mikroskop di sel-sel mati pada kulit pohon oak. Mikroskop yang pertama kali
digunakan oleh para ilmuwan Renaisans, serta mikroskop yang mungkin Anda
gunakan di laboratorium, semuanya merupakan mikroskop cahaya. Dalam mikroskop
cahaya, cahaya tampak dilewatkan melalui sampel dan kemudian melalui lensa
kaca. Lensa membiaskan (membengkokkan) cahaya sedemikian rupa sehingga gambar
sampel diperbesar karena diproyeksikan ke mata atau ke dalam kamera.
Ada 3 parameter penting
dalam mikroskop, yaitu perbesaran, resolusi dan kontras. Berikut adalah
pembahasannya.
1. Perbesaran
Perbesaran adalah rasio ukuran gambar objek terhadap
ukuran aslinya. Mikroskop cahaya dapat memperbesar dengan efektif hingga
sekitar 1.000 kali ukuran sebenarnya dari sampel; pada perbesaran yang lebih
besar, gambar tambahan yang detail tidak dapat dilihat dengan jelas.
2.
Resolusi
Resolusi adalah ukuran kejelasan gambar yaitu jarak
minimum dua titik dapat dipisahkan dan masih dapat dibedakan sebagai titik
terpisah. Sebagai contoh, apa yang tampak pada mata telanjang sebagai satu
bintang di langit dapat dipecahkan sebagai bintang kembar dengan teleskop, yang
memiliki kemampuan memecahkan lebih tinggi daripada mata. Demikian pula,
menggunakan teknik standar, mikroskop cahaya tidak dapat menampakkan gambar
yang detail yang lebih halus dari sekitar 0,2 mikrometer (μm), atau 200
nanometer (nm), terlepas dari pembesaran.
3.
Kontras
Kontras adalah perbedaan kecerahan antara area terang
dan gelap dari suatu gambar. Metode untuk meningkatkan kontras termasuk
pewarnaan atau pelabelan komponen sel agar menonjol secara visual.
Keterbatasan resolusi
menghalangi ahli biologi sel menggunakan mikroskop cahaya standar ketika
mempelajari organel-organel, struktur membran tertutup dalam sel eukariotik.
Untuk melihat struktur ini secara rinci diperlukan pengembangan instrumen baru.
Akhirnya, . pada 1950-an, mikroskop elektron
diperkenalkan ke biologi. Mikroskop elektron memfokuskan sinar elektron melalui
spesimen atau ke permukaannya. Resolusi berbanding terbalik dengan panjang
gelombang cahaya atau elektron yang digunakan mikroskop untuk pencitraan, dan
berkas elektron memiliki panjang gelombang yang jauh lebih pendek daripada
cahaya tampak. Mikroskop elektron modern secara teoritis dapat mencapai
resolusi sekitar 0,002 nm, meskipun dalam prakteknya biasanya tidak dapat
menampakkan struktur yang lebih kecil dari sekitar 2 nm. Namun, ini adalah
peningkatan 100 kali lipat dibandingkan mikroskop cahaya standar.
Mikroskop elektron
scanning sangat berguna untuk studi khusus tentang topografi spesimen. Sinar
elektron memindai permukaan sampel, biasanya dilapisi dengan lapisan tipis
emas. Sinar merangsang elektron di permukaan, dan elektron sekunder ini
dideteksi oleh perangkat yang menerjemahkan pola elektron menjadi sinyal
elektronik yang dikirim ke layar video. Hasilnya adalah gambar permukaan
spesimen yang muncul adalah gambar tiga dimensi.
Mikroskop elektron
transmisi digunakan untuk mempelajari struktur internal sel. Pada mikroskop
elektron transmisi, berkas elektron melalui bagian spesimen yang sangat tipis,
seperti mikroskop cahaya yang mengarahkan cahaya melalui sampel pada kaca
mikroskop. Pada mikroskop elektron transmisi, spesimen telah diwarnai dengan
atom-atom logam berat, yang melekat pada struktur seluler tertentu, sehingga
meningkatkan kerapatan elektron dari beberapa bagian sel lebih dari yang lain.
Elektron yang melewati spesimen tersebar lebih banyak di daerah yang lebih
padat, sehingga lebih sedikit ditransmisikan. Gambar menampilkan pola elektron
yang ditransmisikan. Selain menggunakan lensa kaca, baik mikroskop elektron
scanning dan mikroskop elektron transmisi menggunakan elektromagnet sebagai
lensa untuk membengkokkan jalur elektron, akhirnya memfokuskan gambar ke
monitor untuk dilihat.
Mikroskop elektron telah
mengungkapkan banyak struktur subselular yang mustahil untuk diselesaikan
dengan mikroskop cahaya. Tetapi mikroskop cahaya memiliki banyak keuntungan,
terutama dalam mempelajari sel-sel hidup. Kerugian dari mikroskop elektron
adalah bahwa metode yang digunakan untuk mempersiapkan spesimen membunuh sel.
Persiapan spesimen untuk semua jenis mikroskopi dapat memperkenalkan artefak,
fitur struktural yang terlihat dalam mikrograf tidak ada pada sel hidup.
Dalam beberapa dekade
terakhir, mikroskop cahaya telah direvitalisasi oleh kemajuan teknis utama.
Melabelkan molekul atau struktur seluler individu dengan penanda fluorescent
telah memungkinkan untuk melihat struktur tersebut dengan detail yang
meningkat. Selain itu, baik mikroskopi confocal dan dekonvolusi telah
menghasilkan gambar yang lebih tajam dari jaringan dan sel tiga dimensi.
Akhirnya, sekelompok teknik dan pelabelan molekul baru yang dikembangkan dalam
beberapa tahun terakhir telah memungkinkan para peneliti untuk
"memecahkan" penghalang resolusi dan membedakan struktur subselular
sekecil 10-20 nm.
Mikroskop adalah alat
yang paling penting dari sitologi, studi tentang struktur sel untuk memahami
fungsi masing-masing struktur, yang bagaimanapun, membutuhkan integrasi
sitologi dan biokimia, studi tentang proses kimia (metabolisme) sel. Mikroskop
merupakan alat bantu untuk mengamati objek yang berukuran sangat kecil. Hal ini
sangat membantu memecahkan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan
organisme yang berukuran kecil.
Berdasarkan pada
kenampakan obyek yang diamati ada dua jenis mikroskop, yaitu :
1. Mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya)
2. Mikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo)
Berdasarkan sumber
cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Mikroskop cahaya
2. Mikroskop elektron.
Bagian – bagian mikroskop
dan fungsinya
Pada dasarnya
bagian-bagian mikroskop adalah sebagai berikut :
1. Lensa objektif
Lensa objektif berfungsi membentuk bayangan
pertama suatu spesimen. Lensa ini
menentukan struktur dan bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir.
Kemampuan kerja lensa obyektif dalam mengumpulkan cahaya ditentukan oleh
numerical apperture (NA) yang tergantung pada kecembungan lensa.
Numerical apperture (NA) merupakan ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang
akan menentukan daya pisah spesimen,
sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda
yang terpisah. Bila sudut θ adalah
setengah dari sudut yang dibentuk dari suatu titik pada obyek dengan
cahaya yang dikumpulkan oleh lensa obyektif, dan n
adalah indeks bias medium (biasanya udara atau minyak imersi) yang
memisahkan spesimen dengan lensa obyektif, maka NA = n sin θ.
Lensa obyektif dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
- Scanning lens (4x)
- Low power lens (10x)
- High power lens (berkisar dari 20 sampai 100x).
Beberapa mikroskop
juga ada yang memiliki oil immersion lens. Lensa ini hanya dapat digunakan bila
di atas kaca penutup telah diteteskan minyak imersi. Kemudian lensa obyektif
diturunkan secara perlahan sampai ujung
lensa menyentuhminyak imersi.
2. Lensa okuler
Lensa okuler merupakan lensa mikroskop yang terdapat
di bagian ujung atas tabung okuler, berdekatan dengan mata pengamat. Lensa ini
berfungsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif.
Perbesaran bayangan yang terbentuk berkisar antara 4 - 25 kali.
3.
Lensa kondensor
Lensa kondensor adalah lensa yang berada di sebelah
bawah meja benda, berfungsi untuk mendukung terciptanya pencahayaan pada obyek
yang akan difokuskan. Pengaturan
kondensor akan mempengaruhi resolusi dan kontras tampilan suatu spesimen,
sehingga bila pengaturannya tepat akan diperoleh daya pisah (resolusi)
maksimal. Jika daya pisah kurang maksimal, dua titik yang berdekatan akan
tampak menjadi satu.
Perbesaran akan kurang bermanfaat jika daya pisah
mikroskop kurang baik. Beberapa kondensor posisinya tidak bisa diubah tetapi
ada yang bisa diubah atau difokuskan sehingga kualitas cahaya bisa diatur.
Apabila posisi lensa kondensor dapat diubah maka posisi yang terbaik adalah
sedekat mungkin dengan meja benda.
4.
Diafragma
Diafragma terdapat di sebelah bawah kondensor yang
berfungsi untuk mengontrol diameter cahaya yang masuk ke lensa kondensor. Bila
diafragma pada posisi hampir tertutup maka cahaya akan sampai pada bagian
tengah lensa kondensor akibatnya akan sangat kontras. Namun, bila diafragma
terbuka lebar maka spesimen menjadi kurang kontras.
5.
Pengatur kasar
(Makrometer)
Pengatur kasar (makrometer) berfungsi untuk
mendekatkan lensa objektif ke spesimen.
6.
Pengatur halus
(Mikrometer)
Pengatur halus (mikrometer) berfungsi untuk mendapat
gambar dengan kualitas maksimal.
7.
Meja benda
Meja benda adalah tempat untuk meletakkan spesimen
yang akan diamati, biasanya dilengkapi dengan penjepit spesimen dan knop
pengatur.
8.
Tabung mikroskop (
Tubus)
Tabung mikroskop ( tubus) berfungsi untuk mengatur
focus serta menghubungkan antara lensa objektif dan lensa okuler
9.
Revolver
Revolver berfungsi untuk mengatur perbesaran dan pengecilan
lensa objektif.
10. Reflektor
Reflektor dalam mikroskop terdiri dari 2 jenis cermin,
yaitu cermin cekung dan cermin datar. Fungsi utama dari reflektor adalah untuk
memantulkan cahaya dari cermin ke meja objek melalui lubang yang terdapat
padameja objek kmudian diteruskan ke mata pengamat.
Cermin datar digunakan saat cahaya yang dibutuhkan
dapat terpenuhi. Sedangkan jika cahaya tidak terpenuhi maka digunakan
cermincekung untuk mengumpulkan cahaya.
11. Cermin
Cermin berfungsi untuk menerima dan mengarahkan cahaya
yang diterima dengan cara memantulkan cahaya yang masuk.
12. Penjepit
Penjepit berfungsi untuk menjepit kaca preparat agar
tidak mudah bergeser
13. Lengan mikroskop
Lengan mikroskop berfungsi sebagai pegangan pada
mikroskop
14. Kaki mikroskop
Kaki mikroskop berfungsi untuk menopang atau menyangga
mikroskop agar tidak mudah jatuh.
15. Sendi inklinasi
Sendi inklinasi berfungsi untuk mengatur sudut atau
tegaknya mikroskop
Sumber :
buku Campbell edisi 10
buku penuntun praktikum biologi umum univ. brawijaya
malang 2014
loading...
loading...